• About
  • Contact

Tujuh hal gak penting yang mengubah peradaban manusia

 on Minggu, 29 Mei 2016  


Kawan pernahkah anda memperhatikan fenomena dimasyarakat yang ada pada saat ini ?, coba kita ingat-ingat lagi fenomena batu akik yang lagi hit tahun kemarin hingga      yang terbaru tentang kaos "beriklan". Semua trend selalu berganti dan itu wajar karena budaya masyarakat metropolis selalu bergerak dinamis sesuai jaman yang terus berubah seiring berjalannya waktu. 

Terkadang berubahnya trend dan budaya masyarakat berasal dari sesuatu yang sepele bahkan secara kasat mata terlihat "ga penting banget". Akan tetapi pada realitanya, apa yang kita pikir tidak terlalu penting sesungguhnya bisa menjadi fenomena masyarakat yang berdampak besar pada segala sektor bahkan menjadi awal peradaban yang tercipta secara tak sadar. Berikut tujuh rangkuman kami tentang apa saja hal sepele yang bisa memberi dampak besar bila diarahkan dengan baik.

Ngopi bareng komunitas
"Ngopi dhisik dulur ben ora salah paham !" , mungkin adalah ungkapan santai namun penuh makna bagi para pekerja, pelajar, atau para seniman sekaligus saat menikmati waktu santai seusai beraktifitas. Dengan kopi, segala sesuatu yang tak bisa disampaikan dalam kegiatan yang formal akan menjadi cair dalam kehangatan suasana santai. Bahkan dalam hal pekerjaan yang menguras pikiran dapat menjadi rileks saat kita menyeruput kopi yang masih hangat.
Percaya atau tidak, awal dari ide dan solusi pekerjaan dapat digali dari kumpul bareng saat ngopi, bahkan dalam hal mengambil keputusan krusial. Dari hal sederhana hingga masalah bangsa dapat dibicarakan santai tanpa tegang ketika secangkir kopi hitam dan kudapannya tersaji dalam tenda sederhana maupun coffee shop yang menjamur ditiap kota. Secangkir kopi memberi inspirasi dalam segala hal saat formal buntu.

Kepo dalam hal wawasan
‘’Malu bertanya sesat dijalan’’, terkadang peribahasa tersebut masih berlaku pada saat ini. Banyak orang masih bingung hendak melakukan apa dalam melakukan sebuah usaha bagi wira usaha, maupun mencari referensi belajar bagi para pengajar. Lalu kita mau bertanya pada siapa ?, mbah dukun ?, ayolah kawan, saat ini media untuk belajar telah terbuka lebar apalagi kita telah masuk era masyarakat ekonomi asean. Media pendukung pembelajaran seperti buku, radio, dan internet telah tersedia dengan bahan informasi dan wawasan, terutama internet.
Percaya atau tidak, masyarakat modern lebih suka mencari jawab yang mereka cari melalui internet, baik melalui social media maupun melalui website. Kemudahan dan beragamnya tutorial membuat kita dapat memahami proses pembuatan suatu produk maupun keterampilan. Lalu bagaimana yang gagap IT ?, tenang, masih ada jalan lain yaitu buku. “old but not expired” itulah kehebatan buku yang mampu bertahan dari jaman dahulu hingga sekarang sereti yang dialami oleh teman kami, mas fauzi baim. Seorang penjual jamu yang mampu membuat perpustakaan keliling. Walau beliau lulusan smp, namun wawasannya mengalahkan mereka yang telah kuliah karena rasa ingin tahunya untuk belajar begitu besar. Saya sendiri merasa harus perlu belajar banyak sebagaimana mas fauzi baim belajar, jadi terkadang kepo itu perlu dalam hal menambah wawasan. 

Baper sambil bertindak yang bermanfaat. 
Penyakit generasi saat ini mudah sekali kebawa perasaan alias baper. Diputus pacar mewek seakan tak ada orang lain selain dia. Ditolak kerja galau bagai terdampar di padang pasir. Sebenarnya wajar bila kita merasa lelah atas sebuah penantian yang tak pasti, namun takkan pernah berubah nasib seseorang bila kata tidak mengubahnya sendiri. Baper boleh namun jangan sampai larut, lebih baik gunakan kegundahannmu untuk hal yang bermanfaat. Misalnya memulai untuk berwirausaha, mencari calon pasangan hidup yang sepandangan dan satu tekad dengan kita agar bias saling menyemangati ( ehem ) dan melakukan hal positif yang bermanfaat bagi sesama.  Karena sesuatu yang dikerjakan karena rasa empati dan saling memahami mampu membakar rasa kecewa menjadi kekuatan untuk bangkit.

Narsis yang positif.
Sudah hal yang wajar bila setiap manusia ingin diakui keberadaannya oleh public. Ada yang menggunakan cara positif seperti berkarya dan mengabdi, namun ada juga yang selalu menebar sensasi yang kurang bermanfaat. Kawan, narsis itu perlu, namun alangkah lebih bermanfaat lagi bila kita menunjukkannya dengan prestasi yang kita sukai. Menjadi terkenal itu mudah namun menjadi legenda itu adalah sebuah proses. Dan proses takkan pernah mengingkari sebuah hasil.  
5) Dengerin komentar membangun.
Manusia adalah makhluk social, kita tak dapat hidup sendiri tanpa masyarakat. Terkadang ada yang baik maupun yang sebaliknya, ada yang berkata baik tentang kita namun ada juga yang selalu berkomentar pedas pada kiat. Jika boleh jujur, sebenarnya apa yang dikatakan orang lain tak selamanya buruk. Yang jadi masalah cara kita memahaminya yang kurang. Untuk menyikapinya, kita perlu berlapang dada dan mau mendengar. Ambilah pendapat yang baik bagi kita dan tinggalkan saja pendapat yang buruk bagi kita karena mungkin dari salah satu dari mereka akan menjadi pintu keberhasilan kita kelak.

Sharing is caring.
“Berbagi itu peduli”. Banyak dari generasi kita mulai sadar dengan pentingnya berbagi bagi sesama. Hal itu merupakan kelanjutan dari baper yang memberi manfaat. Karena kesamaan nasib dan rasa empati yang tinggi karena sama-sama mengalaminya membuat mereka  mau berbagi dengan apa yang mereka miliki. Contoh sederhanya saja kini banyak sekali komunitas berbagi film baik yang layar lebar, animasi, maupun lainnya karena mereka tidak dapat menikmati tontonan yang berkualitas di layar kaca. Selain itu gerakan didunia nyata seperti mereka yang selalu memberi informasi jalan yang lancar pada sesama semakin banyak karena akan ada imbal balik bagi sesama. Jika kita berbuat baik pada orang lain maka aka nada yang membalasnya entah pada siapa mereka akan memberi. Ini adalah awal gerakan yang akan mengubah pandangan kita tentang sebuah perubahan yang besar yang dimulai dari hal yang kecil dan dimulai dari generasi sesudah kita. Oleh karena itu mari kita mencetak generasi kita menjadi lebih baik dengan membuat diri kita panutan yang baik. 

Eksis dalam berkreasi.
Eksis dan narsis adalah dua sisi koin yang takkan terpisahkan satu sama lain. Narsis ingin diri kita selalu ada dan eksis menuntut kita untuk tetap ada.  Bila kita mampu mengaturnya akan menjadi kunci kita mencapai kesuksesan. Seperti pada poin keempat dan kelima, menjadi legenda diawali dengan terus berkarya dan mau mendengarkan agar apa yang kita hadapi akan menjadi mudah dan menjadi inspirasi bagi kita untuk terus istiqomah menjalankan apa yang kita kerjakan.

Kawan mungkin ini yang dapat kami sampaikan, terkadang hal yang sepele dapat memberi efek yang besar bila kita mampu mengaturnya dan mengarahkannya kearah yang benar. Jika ada salah kata kami mohon maaf, dan semoga berhasil kawan.

Tujuh hal gak penting yang mengubah peradaban manusia 4.5 5 Warung Media Minggu, 29 Mei 2016 Kawan pernahkah anda memperhatikan fenomena dimasyarakat yang ada pada saat ini ?, coba kita ingat-ingat lagi fenomena batu akik yang l...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme