• About
  • Contact

Ironi generasi yang katanya milenium

 on Sabtu, 04 Juni 2016  


Kawan, pernahkan anda mendengarkan ungkapan seperti dibawah ini ?

"Pisau bisa menjadi alat untuk masak atau senjata untuk membunuh tergantung pada siapa penggunanya."

Mungkin ini yang terjadi saat ini melihat perkembangan internet dan media sosial dewasa ini. Disatu sisi internet dan media sosial telah membuka wawasan masyarakat kita akan dunia dan peradaban manusia milenium dimana jarak dan waktu bukan menjadi halangan. Perkembangan sains, ekonomi, pendidikan, budaya, bahkan politik terlihat jelas bagi khalayak umum didunia maya.Baik orang dewasa maupan anak-anak.Informasi dari internet yang terus bergerak dinamis dan real time, telah membantu kita dalam hal belajar dan bekerja.Bahkan dalam menggalang solidalitas dan rasa belas kasih manusia bisa tercermin dalam setiap tulisan.Sesuatu yang tidak dapat dilakukan dalam dunia nyata dapat terwakili dalam dunia maya.

Akan tetapi kawan, seperti pembukaan tulisan ini, ada efek lain yang tak bisa dipungkirin lagi dari internet. Sisi kelam internet dan media sosial berupa informasi "sesat yang sangat menyesatkan" mengintai kita semua. Contohnya saja akun “abal-abal” yang tak bertanggung jawab, bila dahulu sebelum 90an dan awal tahun 2000an kita dapat membedakan mana yang kabar baik itu yang bermanfaat dan kabar "sampah" dapat kita bedakan, namun kini keduanya dicampur aduk sehingga menjadi rancu demi sebuah "sensasi" belaka yang mengatasnamakan agama, kemanusiaan, dan lain sebagainya.Belum lagi yang mereka yang juga mencari sensasi dengan cara yang bersifat provokatif dan mengadu domba demi keuntungan oknum tertentu.

Mungkin terlihat menakutkan tetepi inilah kenyataanya kawan.Saya memiliki beberapa bukti yang saya ambil dari social media. Dan yang membuat kita geleng-geleng kepala adalah ada banyak sekali jumlah akun “abal-abal” yang menggunakan nama wanita cantik, entah itu asli atau foto orang lain yang diambil. Ada juga yang menggunakan nama artis sebagai modus penipuannya. Dengan menuliskan kata-kata manis yang juga disertai gambar yang menarik, sadis, dan unik dalam postingannya agar menarik orang lain untuk melihatnya, dan voila, kita akan tertarik untuk mengklik like atau mensharenya.

Coba kita amatilagi kawan, dari fotonya saja sudah jelas jika itu hanya rekayasa belaka, maksa lagi editannya. Lalu dari pesan yang disampaikan cenderung memaksa kita untuk "melahap makanan mentah-mentah" tanpa berpikir untuk apa ini ?.seandai ingin menolong jangan menggunakan ancaman agar postingan tersebut ramai berupa hidup kita akan sial jika tidak like, comment, and share. Memang mereka itu tuhan ?

Ya allah, dan yang miris sekali, ketika melihat kebohongan yang berbalut kemanusiaan semu meracuni nalar sehat kita. Tak tanggung-tanggung, 1,3 juta like dan 400 ribu lebih orang "tertipu" oleh kabar yang sebenarnya tidak penting, malah cenderung seperti "sampah" yang merusak nalar secara perlahan namun pasti.

Itu baru foto editan, belum yang asli namun "sesat", postingan yang bersifat provokatif dan mengeksploitasi penderitaan seseorang (kecelakaan, cacat fisik maupun jiwa, dan kesengsaraan) demi meraup profit. Baik dari platform maupun sponsor, toh hasilnya tidak untuk orang yang ada dipostingan tersebut tapi pemilik akun. Oh iya sampai lupa. Perlu diketahui bila media sosial dan search engine akan membayar kita sebagai pengiklan jika akun kita memiliki like, follower, dan komentar yang sangat banyak, orang yang memiliki akun tersebut akan dihubungi media sosial tersebut untuk memasang iklan.

Sebenarnya jika ingin memperoleh profit iklan ada cara lain tanpa harus menipu dan mengancam. Buatlah karya yang inovatif dan kreatif serta bermanfaat bagi sesama. Selain itu sampaikanlah kabar apa adanya tanpa ada yang dikurangi maupun dilebihkan. Mungkin lama sih untuk mencapainya namun waktu akan menjawab. Orang akan tertarik dengan hal yang bersifat baik diantara yang buruk layaknya arang dan permata.


Oke, mungkin terdengar "lebay" dan mendramatisir.Akan tetapi ini sangat penting dan harus segera diantisipasi agar saudara, adik, dan generasi setelah kita mampu berpikir logis dan kritis namun tidak membuang rasa kepedulian kita pada sesama.Jangan korbankan generasi muda kita diracuni informasi "sampah beracun" yang efeknya turun menurun demi keuntungan materi sesaat para oknum yang tak bertanggung jawab.( kyota hamzah )

Ironi generasi yang katanya milenium 4.5 5 Warung Media Sabtu, 04 Juni 2016 Kawan, pernahkan anda mendengarkan ungkapan seperti dibawah ini ? "Pisau bisa menjadi alat untuk masak atau senjata untu...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme